Showing posts with label hadist nabi. Show all posts
Showing posts with label hadist nabi. Show all posts

Mulia Menjadi Ibu Rumah Tangga!

Survei membuktikan: gaji seorang ibu rumah tangga di atas Rp. 1 Milyar

Illustration of Mother and Son Playing in Laundry RoomDEWASA ini, bila Anda memiliki seorang anak gadis, saudara perempuan yang beranjak dewasa, dan memasuki masa nikah, cobalah tanyakan kepada mereka, apakah opsi yang akan mereka pilih setelah mereka menikah nanti; menjadi seorang wanita (istri) yang bekerja meniti karier atau menjadi seorang ibu rumah tangga?


Kemungkinan besar opsi pertama akan menjadi opsi favorit mereka lantaran “profesi” ibu rumah tangga adalah sebuah status atau profesi yang kurang (atau bahkan tidak) menjanjikan secara materi dan kurang menantang di tengah tuntutan aktualisasi diri yang mereka butuhkan, apakah benar demikian?

Pintu Masuknya Setan ke Dalam Hati

Hati manusia bagaikan benteng sedangkan syetan adalah musuh yang senantiasa mengintai untuk menguasai benteng tersebut. Kita tidak bisa menjaga benteng kalau tidak melindungi atau menjaga/menutup pintu-pintu masuknya syetan ke dalam hati.Hati manusia bagaikan benteng sedangkan syetan adalah musuh yang senantiasa mengintai untuk menguasai benteng tersebut.

Harta Pejabat & Islam

Umar bin Khatab adalah seorang khalifah yang dengan tegas mengharuskan seluruh pejabat negara untuk menghitung aset kekayaan yang mereka miliki. Penghitungan dilakukan saat baru menjabat dan setelah selesai menjabat. Jika terdapat kelebihan kekayaan setelah dikurangi total gaji yang diperolehnya selama menjabat, Umar segera mengambilnya dan diserahkan ke Baitul Mal.

Download Kitab Bulughul Marom

Bulughul marom merupakan kitab yang sangat masyhur (terkenal) di kalangan penuntut ilmu. Bahkan kitab ini merupakan kitab fiqh yang paling layak untuk dihafal. Kitab ini berisi hadits-hadits tentang fiqh, penulis kitab ini adalah Al Hafidz Ibnu Hajar Al ‘Asqolaani rahimahullah.
Kitab ini merupakan kitab yang membawa berkah dan manfaat, walaupun ukurannya yang kecil, namun di dalamnya terkandung ilmu yang terdapat pada kitab-kitab yang berukuran besar. Para ulama zaman dahulu sampai sekarang menerimanya dan mengambil manfaat darinya. Bahkan tidak ada suatu majelisnya seorang ulama, melainkan kitab Bulughul Marom dijadikan sebagai pelajaran pokoknya. Para penuntut ilmupun menghafalkannya dan mengambil manfaat darinya.

Khutbah Jum'at : Tiga Sumpah Nabi

Kaum muslimin rahimakumullah!
Sumpah biasanya digunakan untuk menunjukkan atau mengemukakan kebenaran yang sesungguhnya. Dengan sumpah, mestinya kita menjadi yakin dan tidak ragu sedikit pun terhadap kebenaran yang dimaksudkan di dalam sumpah itu. Untuk meyakinkan dan menarik perhatian kita tentang suatu persoalan yang sangat penting, Allah SWT di dalam Alquran juga bersumpah dengan menyebut sesuatu. Di dalam hadis, ternyata terdapat juga sumpah Nabi Muhammad saw sehingga apa yang menjadi sumpahnya itu sangat penting untuk kita perhatikan agar kita semakin yakin. Di antara sumpah Nabi adalah tentang tiga perkara sebagaimana hadis berikut.

Download Buku Himpunan Hadits Qudsi

Hadits Qudsi adalah perkataan dari Nabi Muhammad SAW berdasarkan firman Allah SAW. Berbeda dengan Al Qur’an yang pilihan katanya langsung dari Allah, hadits qudsi merupakan perkataan Rasulullah (pilihan kata oleh Rasulullah), tetapi tetap berdasarkan firman Allah. Dan juga berbeda dengan hadits, yang mengacu langsung pada perkataan dan perbuatan Rasulullah.

Download Buku Hadits "Fathul Bari"

Bagi Sobat yang bergerak di bidang dakwah pasti sudah terbiasa dengan pencarian hadits-hadits rasul terutama dalam kitab Bukhari. sedangkan penje lasan kitab bukhari ada dalam kitab tersendiri namanya "Fathul Bari" karangan ulama terkenal Al-Imam Al-Hafidz Ibnu HajarAl-Asqalani. Silahkan sobat download & semoga bermanfaat...jangan lupa sebelum baca,

Download Hadist Arbain MP3

Tidak ada sebaik-sebaik ucapan yang patut disimpan dalam ingatan kita setelah Kitabullah selain sabda beliau SAW. Berikut adalah 42 file-file mp3 bacaan hadits Arba’ien Nawawiyah. Silahkan mengunduhnya. Untuk membaca teks dan penjelasan dari hadits-hadits ini silahkan klik: naskah hadits

  1. Download >> Hadits ke – 01
  2. Download >> Hadits ke – 02
  3. Download >> Hadits ke – 03
  4. Download >> Hadits ke – 04
  5. Download >> Hadits ke – 05
  6. Download >> Hadits ke – 06
  7. Download >> Hadits ke – 07
  8. Download >> Hadits ke – 08
  9. Download >> Hadits ke – 09
  10. Download >> Hadits ke – 10
  11. Download >> Hadits ke – 11
  12. Download >> Hadits ke – 12
  13. Download >> Hadits ke – 13
  14. Download >> Hadits ke – 14
  15. Download >> Hadits ke – 15
  16. Download >> Hadits ke – 16
  17. Download >> Hadits ke – 17
  18. Download >> Hadits ke – 18
  19. Download >> Hadits ke – 19
  20. Download >> Hadits ke – 20
  21. Download >> Hadits ke – 21
  22. Download >> Hadits ke – 22
  23. Download >> Hadits ke – 23
  24. Download >> Hadits ke – 24
  25. Download >> Hadits ke – 25
  26. Download >> Hadits ke – 26
  27. Download >> Hadits ke – 27
  28. Download >> Hadits ke – 28
  29. Download >> Hadits ke – 29
  30. Download >> Hadits ke – 30
  31. Download >> Hadits ke – 31
  32. Download >> Hadits ke – 32
  33. Download >> Hadits ke – 33
  34. Download >> Hadits ke – 34
  35. Download >> Hadits ke – 35
  36. Download >> Hadits ke – 36
  37. Download >> Hadits ke – 37
  38. Download >> Hadits ke – 38
  39. Download >> Hadits ke – 39
  40. Download >> Hadits ke – 40
  41. Download >> Hadits ke – 41
  42. Download >> Hadits ke – 42

Jangan Lupa Komentar yaaa...mau yang pedas? asin? asem? terserah dech...

Khutbah Jum'at : Mempelajari Ilmu yang fardhu adalah Fardhu A'in

"Dongxiang minority student discussing a ...

Kaum muslimin rahimakumullah!
Di antara ilmu pengetahuan ada yang hukum mempelajarinya fardhu ain, sunnah, mubah, dan dilarang atau dicela. Sedangkan ilmu yang hukum mempelajarinya fardhu ada yang hukumnya fardhu ain dan ada pula yang fardhu kifayah.

Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah dan perawi lainnya, Nabi saw bersabda yang artinya, "Menuntut ilmu hukumnya fardhu ain bagi setiap muslim."

Maksud dari kata "muslim" dalam hadis itu adalah seorang manusia yang beragama Islam, laki-laki ataupun wanita. Para ulama pun bermufakat bahwa hadis masyur ini mencakup setiap muslim dan muslimah walaupun tidak terdapat kata "muslimah" dalam riwayat hadis tersebut.

Para pensyarah hadis berselisih pendapat dalam memberikan batasan "ilmu" yang wajib untuk dipelajari. Sementara, ulama-ulama ilmu kalam (yaitu mereka yang berspesialisasi dalam ilmu kalam dan akidah) berkata, "Ilmu yang wajib dipelajari adalah ilmu akidah. Yaitu, ilmu yang dengannya dapat diketahui tauhid Allah Ta'ala, iman kepada para malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari kiamat, dan semua perkara ini merupakan fondasi agama Islam."

Seorang ahli fikih berkata, "Ilmu yang wajib dipelajari adalah ilmu fikih. Yaitu, ilmu yang dengannya dapat diketahui halal-haram, dan kesahihan ibadah, serta kebenaran suatu muamalah sesuai dengan manhaj syariat."

Seorang ahli tafsir berkata, "Ilmu yang wajib dipelajari itu adalah tafsir kitabullah, yang merupakan fondasi agama dan referensi umat."

Seorang ahli ilmu hadis akan berkata, "Ilmu yang wajib dipelajari adalah ilmu hadis. Karena, hadis merupakan penjelasan bagi Alquran dan juga potret dari sirah Rasulullah saw, sabda-sabda, tingkah laku, dan keputusan-keputusan beliau."

Seorang ahli ushul fikih berkata, "Ilmu yang wajib dipelajari adalah ilmu ushul fikih. Yaitu, ilmu yang dengannya dapat diketahui cara pengambilan argumentasi (dalil) hukum dalam perkara yang terdapoat nash agamanya, dan cara istimbath hukum dalam perkara yang tidak memiliki nash agama."

Saudara kaum muslimin yang berbahagia!
Tentu pendapat-pendapat tersebut di atas membingungkan dan sulit untuk diterima, karena masing-masing spesialis yang ahli dalam bidangnya meyakinkan bahwa ilmunyalah yang wajib dipelajari oleh setiap muslim sebagai fadu ain. Jika pendapat mereka semua kita telan mentah-mentah maka besar kemugkinan bahwa hal itu justru terjadi pencamuradukan antara ilmu yang hukumnya fardhu ain dan fardhu kifayah (di dalam mempelajarinya).

Kaum muslimin rahimakumullah!
Ilmu tafsir, ilmu hadis, ilmu ushul fikih, ilmu bahasa Arab, dan ilmu kedokteran merupakan ilmu yang harus dipelajari oleh umat Islam secara umum, bukan atas individu secara khusus. Karena, sebenarnya tanpa disangsikan lagi bahwa hukum mempelajari ilmu-ilmu itu adalah fardhu kifayah. Fardhu kifayah adalah kewajiban yang harus dilaksanakan oleh umat Islam secara global. Maka, harus ada di antara umat Islam yang mengisi kekosongan ini, dan mencukupi kebutuhan dalam hal ini. Kalau tidak ada, umat Islam secara keseluruhan akan berdosa.

Mempelajari Pokok-Pokok Tauhid dan Akidah

Seorang muslim diwajibkan mempelajari ilmu agama yang dapat mengenalkan dirinya kepada Rabb-nya hingga mencapai batas keyakinan. Dengan ilmu agama itu, ia dapat mengenal Nabi Muhammad saw dan dapat meyakini kebenaran kenabian dan kesahihan risalah Muhammad saw. Juga dapat meyakini bahwa Alquran diturunkan kepada Muhammad saw dari Allah Ta'ala melalui dalil-dalil kemukjizatan Alquran yang teramat banyak. Selain itu dengan ilmu tersebut, seorang muslim dapat mengetahui akidah-akidah yang fundamental dalam Islam, seperti perkara-perkara ilahiyyah, nubuwwah, dan ghaibiyyah yang berkaitan erat dengan akhirat dan alam yang tidak kasat mata.

Seorang muslim juga dituntut untuk mengambil hal-hal tersebut secara mendasar dari kitabullah, karena Alquran banyak mengandung keterangan yang dapat meyakinkan akal dan menerangi hati. Yaitu, keyakinan yang jauh dari taklid buta, dan dari percekcokan dialektis yang telah banyak beredar dalam ilmu kalam, yang telah mempu merusak rasio orang-orang khawas dan keyakinan orang-orang awam. Rahasia dari hal itu adalah karena terpengaruhnya ulama-ulama ilmu kalam dengan filsafat Yunani. Maka, para muhaqqiqin dan para ulama pembaru muslim mengimbau kewajiban untuk mengedepankan metodologi Alquran daripada metodologi para filsuf Yunani.

Kaum muslimin rahimakumullah!
Selanjutnya, seorang muslim diwajibkan untuk mempelajari hukum-hukum dan syariat Islam yang ia butuhkan, seperti ilmu thaharah, ilmu salat yang lima waktu, dan ilmu salat Jumat yang diwajibkan atas kaum laki-laki. Maksudnya adalah mengetahui dasar-dasarnya, bukan perkara-perkara yang aneh dan jarang terjadi. Juga bukan perkara-perkara yang detail yang dikhususkan bagi para ulama yang spesialis dalam bidang ini. Demikian juga dengan ilmu puasa, ketika datang bulan Ramadan, atau ilmu zakat ketika ia memiliki nishab zakat. Maka seorang muslim harus atau wajib mempelajari macam-macam ilmu zakat yang dibutuhkan. Kalau ia seorang pedagang, ia wajib mempelajari zakat perniagaan. Ia tidak dituntut untuk mengetahui zakat hewan peliharaan atau zakat tanaman, karena ia memang tidak memilikinya.

Selain itu, seorang muslim juga harus mengetahui yang terpenting dari hukum halal-haram yang biasa dijumpainya dalam kehidupan sehari-hari, seperti hukum halal-haram dalam makanan dan minuman, dalam berpakaian dan berdandan, ketika di rumah dan di tempat kerja, dan dalam kehidupan keluarga dan masyarakat.

Seorang muslim juga harus mengetahui hukum-hukum yang menjadi spesialisnya. Seorang wali harus mengetahui hukum-hukum wilayah. Seorang pedagang harus mengetahui hukum-hukum perdagangan. Seorang dokter harus mengetahui hukum-hukum kedokteran. Seorang suami harus mengetahui hak-hak seorang istri dan kewajiban-kewajiban soerang istri, demikian juga sebaliknya, dan seterusnya.

Seorang muslim juga harus mengetahui ilmu akhlak dan ilmu etika agama. Yaitu, ilmu yang dapat mengatur perilaku seorang muslim dengan aturan syariat agama. Dengan ilmu tersebut, seorang muslim nantinya tidak akan melenceng dari apa yang diperintahkan Allah SWT kepadanya, dan ia akan selalu menghiasi dirinya dengan sifat-sifat yang mulia, serta melepaskan dirinya dari sifat-sifat yang tercela.

Demikian dakwah Jumat yang singkat ini semoga bermanfaat, amin.

Khutbah Jum'at : Tiga Perkara Dambaan Manusia

Ma'asyiral Muslimin Rahimakumullahu!
Kita hidup di muka bumi ini tentunya dengan tujuan dan perjuangan serta cita-cita yang beraneka ragam.

Dari keragaman tujuan dan cita-cita atau kehendak itu secara garis besar yang kebanyakan manusia dambakan adalah tiga
perkara, yaitu:


  1. Kekuatan.
  2. Kekayaan.
  3. Kewibawaan/Kemulyaan.

Kita akan mencoba memandang tiga perkara ini dengan kacamata syariat. Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Man ahabba an yakuna aqwannasi fal yatawakkal 'alallahi Ta'ala, waman ahabba an yakuna aghnannasi, falyakun bima fi yadillahi 'Azza wa Jalla awtsaqa minhu bima fi yadihi, waman ahabba an yakuna akramannaasi falyattaqillah 'Azza waa Jalla." (Rawahu Ibnu Abi Hathim).

Yang artinya, "Barangsiapa mencintai agar dia menjadi orang yang paling kuat di kalangan manusia, maka hendaklah dia bertawakal pada Allah Ta'ala. Barangsiapa mencintai agar dia menjadi orang yang paling kaya di kalangan manusia, maka hendaklah dia menjadikan apa yang ada pada sisi Allah lebih dia yakini dari apa yang ada pada usahanya, dan barangsiapa yang mencintai agar dia menjadi orang yang paling mulia di kalangan manusia maka hendaklah dia bertakwa pada Allah 'Azza waa Jalla."

Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam, disebut jawami'ul kalim, yaitu ucapannya ringkas padat tetapi maknanya luas. Kita dapat lihat pada hadis tadi betapa dalam dan luasnya rumusan yang Nabi saw sampaikan dan ajarkan pada kita.

Maka pada kesempatan ini saya akan mencoba menjelaskan sedapat mungkin untuk diri saya sendiri, jika bermanfaat untuk ikhwan dan akhwat sekalian alhamdulillah, mudah-mudahan menjadi bekal dalam perjalanan hidup kita ini.

Kalau kita lihat apa kaitan antara kuat dan tawakal, dan apa rahasianya? Untuk menjawab ini ada baiknya kita singgung sedikit tentang gambaran dari tawakal itu sendiri secara singkat saja. Dalam Alquran Allah menyatakan tentang tawakal.

Allah SWT berfirman yang atinya, "Dan barangsiapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan (yang dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu." (Ath-Thalaq: 3).

Menafsirkan ayat tersebut, ar-Rabi' bin Khutsaim mengatakan, (mencukupkan) dari setiap yang membuat sempit manusia. Para ulama -semoga Allah membalas mereka dengan sebaik-baik balasan- telah menjelaskan makna tawakal. Di antaranya adalah Imam al-Ghazali, beliau berkata, "Tawakkal adalah penyandaran hati hanya kepada wakil (yang ditawakali) semata."

Al-Allamah al-Manawi berkata, "Tawakal adalah menampakkan kelemahan serta penyandaran (diri) kepada yang di tawakali." Menjelaskan makna tawakal kepada Allah dengan sebenar-benar tawakkal, al-Mulla Ali al-Qori berkata, "Hendaknya kalian ketahui secara yakin bahwa tidak ada yang berbuat dalam alam wujud ini kecuali Allah, dan bahwa setiap yang ada, baik makhluk maupun rezeki, pemberian atau pelarangan, bahaya atau manfaat, kemiskinan atau kekayaan, sakit atau sehat, hidup atau mati, dan segala hal yang disebut sebagai sesuatu yang maujud (ada), semuanya itu adalah dari Allah."

Dan jika kita bicara masalah tawakal, secara otomatis kita bicara usaha, dan daya upaya manusia itu sendiri juga dituntut oleh syari. Sebagaimana pemahaman Ahlu Sunnah terhadap wajibnya usaha dalam bertawakal. Hal tersebut seperti apa yang dinyatakan Imam Ahmad beliau berkata, "Dalam hadis tentang tawakal tidak ada isyarat yang membolehkan untuk meninggalkan usaha, sebaliknya justru di dalamnya ada isyarat yang menunjukkan perlunya usaha. Jadi, maksud hadis tersebut (tentang bagaimana burung yang mencari makan), bahwa seandainya mereka bertawakkal kepada Allah dalam kepergian, kedatangan, dan usaha mereka, dan mereka mengetahui kebaikan (rezeki) itu di Tangan-Nya, tentu mereka tidak akan pulang kecuali dalam keadaan mendapatkan harta dengan selamat, sebagaimana burung-burung tersebut."

Jadi, kaitannya dengan kekuatan adalah bahwa orang yang bertawakal kepada Allah yang Maha Kuat, maka janji Allah akan mencukupi memberikan hamba-Nya setelah proses usaha dari hamba. Maka, akan timbul kekuatan pada orang tersebut, dan yang dimaksud dengan kuat di sini konotasinya adalah kekuatan jiwa, roh, hati, tentunya akan berpengaruh dengan kuatnya raga. Maka, marilah kita jadikan bentuk kekuatan pada diri kita dengan jalan tawakal yang benar.

Ma'asyiral Muslimin Rahimakumullah!
Yang kedua adalah menjadi orang yang paling kaya dalam pandangan syariat, kaya jiwanya sehingga merasa cukup dengan apa yang telah diberi Allah pada dirinya. Bukan hanya merasa mantap dengan kerja dan usahanya, berapa banyak manusia merasa telah berhasil mengumpulkan harta sehingga dia yakin apa yang ada dari usahanya adalah lebih berharga dan lebih banyak dari apa yang ada di sisi Allah. Hal ini seperti Qorun yang mati tertimbun hartanya. Jadi, jika seorang lebih yakin dan lebih percaya apa-apa yang di sisi Allah adalah lebih luas lebih berlimpah, dari apa yang ada dari usahanya. Maka, dia tidak akan bersikap "pd" terhadap usahanya, merasa langgeng dengan hartanya. Sikap ini yang Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam gambarkan dengan sabdanya, Laisa al-ghina ghinaa ul mali wal dzahabi, walakin alghina ghinaul qalbi. Atinya, "Bukanlah kekayaan itu semata emas dan harta, akan tetapi kekayaan adalah kayanya hati."

Maka, apabila seorang merasa cukup dengan apa yang dia usahakan dan apa yang telah Allah berikan padanya, dia syukuri banyak sedikitnya, dan dia tahu bahwa itu adalah dari Allah, bukan semata-mata usahanya, dan dia yakin harta yang ada itu bisa musnah kapan saja, bisa hilang setiap saat atas kehendak Allah, maka inilah gambaran orang yang kaya. Hal ini pernah dijalani para sahabat yang mulia, ketika perang Hunain, kaum yang baru masuk Islam atau muallaf, seorang mendapat bagian hampir ratusan onta atau kambing, tetapi kaum Muhajirin dan Anshar pulang ke Madinah membawa Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam.

Diriwayatkan dari Abdullah bin Zaid ra katanya, Rasulullah saw telah membagikan harta rampasan perang setelah memenangkan perang Hunain kepada orang-orang muallaf, yaitu baru saja memeluk Islam agar tetap dengan keislamannya. Kemudian baginda mendengar kabar golongan Ansar juga ingin mendapatkan apa yang didapati oleh orang-orang lain. Maka, Rasulullah saw berdiri dan menyampaikan khotbah kepada mereka. Setelah memuji Allah baginda bersabda, "Wahai golongan Ansar! Tidakkah aku bertemu kamu sekalian dalam keadaan sesat, lalu Allah tunjuki kamu dengan perantaraan
aku? Tidakkah aku menemui kamu sekalian dalam keadaan miskin, lalu Allah menjadikan kamu kaya dengan perantaraan aku? Tidakkah aku menemui kamu sekalian dalam keadaan berpecah-belah, lalu Allah menyatukan kamu dengan perantaraan aku?"
Mereka berkata, "Allah dan Rasul-Nya lebih berhak mengungkit-ungkit." Rasulullah saw bersabda, "Mengapa kamu tidak menjawab pertanyaanku." Mereka berkata, "Allah dan Rasul-Nya lebih berhak mengungkit-ungkit pemberian." Rasulullah saw bersabda, "Kamu boleh berkata begitu dan begini sedangkan perkara sebenarnya adalah begini dan begini. Seterusnya baginda menyebut beberapa perkara. Amru, yaitu perawi hadis menganggap perkara-perkara tersebut tidak perlu di hafal. Selanjutnya Rasulullah saw bersabda, "Tidakkah kamu sekalian ridha jika orang lain kembali dengan membawa kambing-kambing dan unta, sedangkan kamu kembali dengan membawa Rasulullah ke tempat kamu? Golongan Ansar itu seperti pakaian dalam sedangkan orang lain seperti pakaian luar (Artinya orang Ansarlah yang paling dekat di hati Nabi saw). Kalau tidak karena Hijrah, tentu aku adalah salah seorang di antara gologan Ansar. Seandainya orang-orang melalui lembah dan celah-celah, tentu aku akan melalui lembah dan celah-celah golongan Ansar. Kamu pasti akan didatangi satu keadaan yang tidak disukai selepas aku wafat. Oleh itu, bersabarlah hingga kamu bertemu denganku di sebuah telaga pada hari Kiamat." (HR Bukhari).

Itulah gambaran dari orang yang beriman yang mencukupkan kekayaan bagi mereka dengan menerima apa yang dari Allah, dan apa yang Nabi tunjukan.

Ma'asyiral Muslimin Rahimakumullah!
Yang ketiga yaitu kehormatan kemuliaan atau kewibawaan. Banyak manusia mencari kewibawaan dengan cara pemaksaan, kekuatan, kedustaan, atau ancaman. Ketika Orde Baru, siapa yang tidak kenal dengan Suharto? Para menteri cium tangan, sungkem, kalangan militer takut, dan segan, apalagi rakyat biasa? Namun benarkah kewibawaan itu dapat bertahan lama? Kita dapat lihat sekarang, rakyat jelata saja berani sumpah serapah dengan Suharto. Kini dia disidang, diadili, sampai sekaang belum selesai-selesai, bahkan putra kesayangannya kini dipenjara. Itulah kewibawaan semu, sebagaimana juga yang dialami oleh Hitler, Attatruk dll.

Kemuliaan dan kewibawaan yang benar dan langgeng dasarnya adalah ketakwaan, maka siapa saja yang benar takwanya niscaya Allah akan berikan orang tersebut kemulian kehormatan dan kewibawaan sepanjang masa, sebagaimana Allah berikan pada Nabi kita Muhammad Shalallahu 'alaihi wa sallam. Nama beliau selalu disebut, didoakan, dan diingat. Begitu juga para sahabat, tabiin, kalangan ulama atau para pemimpin yang adil dan takwa.

Allah SWT befirman yang atinya, "Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal.Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal." (Al-Hujurat: 13).

Khutbah Jum'at : mencapai Hati yang istiqamah

Ma'asyiral muslimin rakhimahullah!
Hati adalah sumber kebaikan dan keburukan seseorang. Bila hati penuh dengan ketaatan kepada Allah, maka perilaku seseorang akan penuh dengan kebaikan. Sebaliknya, bila hati penuh dengan syahwat dan hawa nafsu, maka yang akan muncul dalam perilaku adalah keburukan dan kemaksiatan.

Keburukan dan kemaksiatan ini bisa datang karena hati seseorang dalam keadaan lengah dari dzikir kepada Allah. Ibnul Qoyyim al-Jauziyah berkata, "Apabila hati seseorang itu lengah dari dzikir kepada Allah, maka setan dengan serta merta akan masuk ke dalam hati seseorang dan mempengaruhinya untuk berbuat keburukan. Masuknya setan ke dalam hati yang lengah ini, bahkan lebih cepat daripada masuknya angin ke dalam sebuah ruangan."

Oleh karena itu, hati seorang mukmin harus senantiasa dijaga dari pengaruh setan ini. Yaitu, dengan senantiasa berada dalam sikap taat kepada Allah SWT. Upaya inilah yang disebut dengan Istiqamah.

Imam al-Qurtubi berkata, "Hati yang istiqamah adalah hati yang senantiasa lurus dalam ketaatan kepada Allah, baik berupa keyakinan, perkataan, maupun perbuatan." Lebih lanjut beliau mengatakan, "Hati yang istiqamah adalah jalan menuju keberhasilan di dunia dan keselamatan dari azab akhirat. Hati yang istiqamah akan membuat seseorang dekat dengan kebaikan, rezekinya akan dilapangkan dan akan jauh dari hawa nafsu dan syahwat. Dengan hati yang istiqamah, maka malaikat akan turun untuk memberikan keteguhan dan keamanan serta ketenangan dari ketakutan terhadap adzab kubur. Hati yang istiqamah akan membuat amal diterima dan menghapus dosa."

Ma'asyiral muslimin rakhimahullah!
Ada banyak cara untuk menggapai hati yang istiqamah ini. Di antaranya: pertama, meletakkan cinta kepada Allah SWT di atas segala-galanya. Ini adalah persoalan yang tidak mudah dan butuh perjuangan keras. Karena, dalam kehidupan sehari-hari kita sering mengalami benturan antara kepentingan Allah dan kepentingan makhluk, entah itu kepentingan orang tua, guru, teman, saudara, atau yang lainnya. Apabila dalam kenyataanya kita lebih mendahulukan kepentingan makhluk, maka itu pertanda bahwa kita belum meletakkan cinta Allah di atas segala-galanya.

Padahal, Allah SWT telah menegaskan bahwa siapa yang lebih mencintai sesuatu selain Allah, maka ia justru akan tersiksa dengan rasa cintanya itu. Siapa yang takut karena selain Allah, maka ia justru akan dikuasai oleh rasa takutnya itu. Siapa yang sibuk dengan selain Allah, maka ia akan mengalami kebosonan dan siapa yang mendahulukan yang lain daripada Allah, maka ia tidak akan mendapatkan keberkahan dari-Nya.

Kedua, membesarkan perintah dan larangan Allah. Membesarkan perintah dan larangan Allah harus dimulai dari membesarkan dan mengagungkan pemilik perintah dan larangan tersebut, yaitu Allah SWT. Allah SWT berfirman yang artinya, "Mengapa kamu tidak percaya akan kebesaran Allah." Ulama dalam menafsirkan ayat ini mengatakan, "Mengapa kalian tidak takut akan kebesaran Allah."

Membesarkan perintah Allah di antaranya adalah dengan menjaga waktu salat, melakukannya dengan khusyu, memeriksa rukun dan kesempurnaannya serta melakukannya secara berjamaah.

Ketiga, senantiasa berzikir kepada Allah. Zikir adalah wasiat Allah kepada hamba-hamba-Nya dan wasiat Rasulullah kepada ummatnya. Dalam sebuah hadis qudsi Allah SWT berfirman, "Barangsiapa yang mengingat-Ku di dalam dirinya, maka Aku akan mengingat-Nya dalam diri-Ku. Dan barang siapa yang mengingat-Ku dalam kesibukan, maka Aku akan mengingat-Nya dalam kesibukan yang lebih baik darinya." (HR Bukhari).

Keempat, Mempelajari kisah orang-orang saleh terdahulu. Hal ini diharapkan agar kita bisa mengambil pelajaran dari mereka. Bagaimana kesabaran mereka ketika menghadapi ujian yang berat, kejujuran mereka dalam bersikap, dan keteguhan mereka dalam mempertahankan keimanan.

Allah SWT berfirman, "Sungguh dalam kisah-kisah mereka terdapat ibrah (pelajaran) bagi orang yang memiliki akal, ...."

Kelima, senantiasa berpikir tentang kebesaran ciptaan Allah. Allah SWT memiliki ciptaan yang indah dan besar. Dengan memikirkan ciptaannya diharapkan bisa menyadari betapa besar kekuasaan Allah terhadap ciptaan-Nya itu. Allah SWT berfirman, "Wahai manusia, telah diberikan kepada kalian beberapa permisalan, maka dengarkanlah (perhatikanlah) permisalan itu. Sesungguhnya orang-orang yang engkau seru selain Allah, mereka tidak akan mampu untuk menciptakan lalat, meskipun untuk melakukannya itu mereka berkumpul bersama?."

Demikianlah beberapa hal yang akan mengantarkan kita kepada hati yang istiqamah. Dan mudah-mudahan saja kita bisa mendapatkannya.

Khutbah Jum'at : Jangan Bunuh Anak-anak

Ma'asyiral muslimin rakhimakumullah!
Dalam kehidupan sebuah rumah tangga, kehadiran anak adalah anugerah dan kebahagian tersendiri bagi orang tua. Ini sesuai dengan fitrah manusia yang suka kepada anak-anak. Allah berfirman yang artinya, "Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan...." (Ali Imran: 14).

Namun, di balik kebahagian dan kecintaan ini ada amanat yang besar. Ada hak yang harus dipenuhi oleh orang tua. Islam mewasiatkan kepada orang tua agar menjaga dan melaksanakan hak ini secara sempurna sebagaimana telah diajarkan dalam kitab dan sunah. Allah SWT berfirman berkenaan dengan hak anak, yang artinya "Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut kemiskinan. Kami akan memberi rezeki kepadamu dan kepada mereka."

Sebab munculnya ayat di atas karena kebiasaan orang jahiliyah, yang karena hiasan dari setan, membunuh anak perempuan karena aib (malu), sebagaimana firman Allah Ta'ala: "Apabila bayi-bayi perempuan yang dikubur hidup-hidup ditanya." (At-Takwir: 8). Orang yang akan ditanya dalam ayat ini adalah mereka yang telah membunuh bayi yang tidak berdosa itu hanya karena Allah telah menciptakannya sebagai perempuan. Mereka marah dan malu kalau mendapat kabar kelahiran anaknya adalah perempuan, padahal perempuan itu telah mereka nisbahkan kepada Allah. Allah berfirman, "Dan mereka menetapkan bagi Allah anak-anak perempuan. Maha Suci Allah, sedang untuk mereka sendiri (mereka tetapkan) apa yang mereka sukai (yaitu anak-anak laki-laki). Dan apabila seorang dari mereka diberi kabar dengan (kelahiran) anak perempuan, hitamlah (merah padamlah) mukanya, dan dia sangat marah. Ia menyembunyikan dirinya dari orang banyak, disebabkan buruknya berita yang disampaikan kepadanya. Apakah dia akan memeliharanya dengan menanggung kehinaan ataukah akan menguburkannya ke dalam tanah (hidup-hidup)? Ketahuilah alangkah burukunya apa yang mereka tetapkan itu." (An-Nahl: 57 -- 59).

Selain karena aib, barangkali mereka membunuh anak itu juga karena kemiskinan. Dalam sebuah hadis, Abdullah bin Mas'ud ra berkata, "Wahai Rasulullah, dosa apakah yang paling besar?" Beliau menjawab: "Engkau membuat sekutu bagi Allah, padahal Dia yang telah menciptakanmu." Lalu saya bertanya, "Apalagi ya Rasulullah?" Beliau menjawab: "Engkau bunuh anakmu karena takut ia akan makan bersamamu." Saya bertanya, "Kemudian apa lagi ya Rasulullah?" Beliau menjawab, "Engkau menzinahi istri tetanggamu," kemudian Rasulullah saw membacakan firman Allah yang artinya: "Dan orang-orang yang tidak menyembah ilah yang lain beserta Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak berzina....

Dalam hadis di atas dijelaskan bahwa pembunuhan terhadap anak-anak pada masa jahiliyah karena takut kemiskinan, sebagaimana tersebut dalam firman Allah: "Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karerna takut (imlaq) kemiskinan. Kami akan memberi rezeki kepadamu." Ibnu Abbas berkata, "Yang dimaksud dengan imlaq adalah kefakiran. Sehingga, makna ayat adalah: "Janganlah engkau membunuh mereka karena kelaparannya."

Ma'asyiral muslimin rakhimakumullah!
Dalam surat Al-Isra' Allah SWT berfirman: "Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut kemiskinan...." Artinya, takut di masa datang akan muncul kemiskinan. Oleh karena itu, dalam ayat selanjutnya Allah berfirman: "Kami akan memberi rezeki kepadamu dan kepada mereka." Maka, Allah memberikan rezeki kepada mereka sebagi perhatian kepadanya. Maksud dari ayat ini adalah janganlah kalian takut miskin karena adanya anak. Karena Allahlah yang akan memberi rezeki kepada para makhluknya. Allah SWT berfiman, "Dan tidaklah Aku menciptkan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepadaku. Aku tidak menghendaki rezeki sedikit pun dari mereka dan Aku tidak menghendaki supaya mereka memberi makan Aku. Sesungguhnya Allah Dialah Maha Pemberi Rezeki Yang Mempunyai Kekuatan Lagi Sangat Kokoh." (Adz-Dzariat: 56 -- 57).

Ayat ini menjelaskan sebab munculnya pembunuhan terhadap anak adalah dari bisikan dan hiasan setan agar mereka hancur dan berada dalam kesesatan, sebagaimana Allah berfirman dalam surat al-An'am ayat 137: "Dan demikianlah pemimpin-pemimpin mereka telah menjadikan kebanyakan dari orang-orang yang musyrik itu memandang baik membunuh anak-anak mereka untuk membinasakan mereka dan untuk mengaburkan bagi mereka agamanya...." (Al-An'am: 137). Yaitu, agar dien mereka kabur sehingga bercampur antara yang hak dan batil, yang menyebabkan diri mereka menjadi tersesat.

Sesungguhnya orang yang membunuh anak-anaknya akan rugi di dunia dan akhirat. Allah SWT berfirman: "Sesungguhnya rugilah orang yang membunuh anak-anak mereka karena kebodohan lagi tidak mengetahui, dan mereka mengharamkan apa yang telah Allah rezekikan kepada mereka dengan semata-mata mengada-adakan terhadap Allah.."(Al-An'am: 140).

Kerugian di dunia dalam bentuk kematian anak, kesempitan rezeki karena mereka telah mengharamkan sesuatu yang mereka ada-adakan sendiri. Adapun kerugian di akhirat akan menghantarkan kepada kedudukan yang paling buruk karena kedustaan mereka terhadap Allah. Wallahu a'lam.

Khutbah Jum'at : Jangan Berbohong

Islam menyuruh kita berbuat baik dan melarang perbuatan munkar. Termasuk dari perbuatan munkar dan mulai dilakukan kembali oleh kaum muslimin adalah dusta atau bohong. Dusta adalah (mangatakan) menunjukan sesuatu yang berbeda dengan yang sesunguhnya. Dusta ini bisa dilakukan dengan lesan, perbuatan, maupun keyakinan.

Berbohong dengan lesan adalah sebagaimana firman Allah Azza wa Jalla yang berbunyi: "Sesungguhnya yang mengada-adakan kebohongan hanyalah orang-orang yang tidak beriman kepada ayat-ayat Allah dan mereka itulah orang-orang pendusta." (An-Nahl: 105).

Berbohong dengan perbuatan adalah seperti firman Allah 'Azza wa Jalla: "Kemudian mereka datang kepada ayah mereka di sore hari sambil menangis." (Yusuf: 16). Saudara-saudara Yusuf menampakkan rasa tangisnya untuk memberitahukan suatu perkara yang seakan-akan telah terjadi, tetapi pada kenyataannya tidak ada.

Berbohong dalam keyakinan adalah seperti firman Allah Azza wa Jalla: "Apabila orang-orang munafik datang kepadamu, mereka berkata: 'Kami mengakui bahwa sesungguhnya kamu benar-benar rasul Allah.' Dan Allah mengetahui bahwa sesungguhnya kamu benar-benar rasul-Nya; dan Allah mengetahui bahwa sesungguhnya orang-orang munafik itu benar-benar pendusta." (Al-Munafiqun: 1). Artinya, mereka berdusta dalam keyakinannya. Secara lesan, mereka membenarkan apa yang diucapkan oleh Rasulullah saw, akan tetapi mereka adalah orang-orang yang berbohong karena ucapannya tidak sesuai dengan apa yang ada dalam hati mereka.

Mereka semua, baik yang berbohong dengan ucapan, amal, dan keyakinannnya adalah para pembohong yang tercela. Mereka adalah orang-orang yang dibenci oleh Allah Azza wa Jalla dan dilaknat, baik di langit maupun di bumi. "...laknat Allah itu ditimpakan atas orang-orang yang dusta." (Ali-Imran: 61).

Maasyiral muslimin rakhimakumullah!
Allah Azza wa Jalla telah mengingatkan kepada kita agar jangan berbuat dusta, dan memberitahukan kepada kita bahwa dusta itu termasuk dari kebiasaan orang-orang munafik, orang kafir, dan orang Yahudi yang dibenci dan dilaknat oleh Allah Azza wa Jalla. Allah SWT berfirman berkaitan dengan orang-orang kafir tersebut: "Allah sekali-kali tidak pernah mensyariatkan adanya bahiirah, saaibah, washiilah, dan haam. Akan tetapi, orang-orang kafir membuat-buat kedustaan terhadap Allah, dan kebanyakan mereka tidak mengerti." (Al-maidah: 105).

Mereka adalah orang-orang yang menghalalkan apa yang diharamkan Allah dan mengharamkan apa yang dihalalkan oleh Allah. Allah menyifati mereka dengan pendusta yang sering mengada-adakan sesuatu. Mereka mengatakan atas dasar Allah apa yang mereka tidak ketahui. Begitu pula dengan orang-orang Yahudi yang mudah-mudahan dilaknat oleh Allah Azza wa Jalla, mereka memohon (kepada Nabi) untuk mendapatkan kemenangan atas orang-orang kafir, mereka memberi tahu bahwa seorang nabi akan datang kepada mereka dan mereka berharap agar nabi itu berasal dari kalangan Bani Israel. Namun, tatkala Allah SWT mengutus Nabi Muhammad saw yang bukan keturunan dari Bani Israel, mereka mengingkarinya. Allah SWT berfirman: "Dan sesungguhnya Kami telah mendatangkan al-kitab (Taurat) kepada Musa, dan Kami telah menyusulinya (berturut-turut) sesudah itu dengan rasul-rasul, dan telah Kami berikan bukti-bukti kebenaran (mukjizat) kepada 'Isa putera Maryam dan Kami memperkuatnya dengan Ruhul-Qudus. Apakah setiap datang kepadamu seorang rasul membawa sesuatu (pelajaran) yang tidak sesuai dengan keinginanmu lalu kamu menyombong; maka berapa orang (di antara mereka) kamu dustakan dan beberapa orang (di antara mereka) kamu dustakan dan beberpa orang (yang lain) kamu bunuh?"(Al-Baqarah: 87).

Demikianlah kondisi orang-orang yang yang kafir. "Sungguh telah merugi orang-orang yang mendustakan pertemuan mereka dengan Allah; sehingga apabila kiamat datang kepada mereka dengan tiba-tiba, mereka berkata: 'Alangkah besarnya penyesalan kami, terhadap kelalaian kami tentang kiamat itu!' sambil mereka memikul dosa-dosa di atas punggungnya. Ingatlah, amatlah buruk apa yang mereka pikul itu." (Al-An'am: 31). Mereka itu adalah orang-orang yang menjadikan dusta dan pendustaan sebagai din dan tempat kembali mereka adalah neraka jahanam.

"Sesungguhnya neraka jahanam itu (padanya) ada tempat pengintai, lagi menjadi tempat kembali bagi orang-orang yang melampaui batas, mereka tinggal di dalamnya berabad-abad lamanya, mereka tidak merasakan kesejukan di dalamnya dan tidak (pula mendapat) minuman, selain air yang mendidih dan nanah, sebagai pembalasan yang setimpal, sesungguhnya mereka tidak takut kepada hisab, dan mereka mendustakan ayat-ayat Kami dengan sesungguh-sungguhnya." (An-naba: 21 -- 28). Balasan kedustaan mereka adalah kekal di neraka dan adzab yang abadi.

Dan seseorang itu masih berdusta dan memilih kedustaan sehingga Allah menulis di sisi-Nya sebagai orang yang dusta. Dusta itu akan mengarah ke mana? mengarah kepada perbuatan kemaksiatan. Lalu kemaksiatan ini akan mengarah ke mana? mengarah ke neraka. Maka, amat buruklah tempat kembali pendusta, amat buruklah tempat kembali orang-orang kafir. Amat buruklah tempat kembali orang-orang yang sombong. Neraka jahanam dipersiapkan oleh Allah Azza wa Jalla bagi mereka yang menjadikan dusta sebagai syariat dan agama.

Maasyiral muslimin rakhimakumullah!
Rasulullah memerintahkan kepada kita untuk bersikap benar dan jujur. Allah SWT telah berfirman, "Wahai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar." (At-Taubah: 119).

Allah SWT memuji orang-orang muhajirin--semoga Allah meridhai mereka--dan menyifatinya dengan jujur (benar). "Bagi orang-orang fakir yang berhijrah yang mereka dikeluarkan dari rumah-rumah mereka dan harta mereka, mereka mengharapkan fadhilah dari Allah dan keridhaaan-Nya dan mereka menolong Allah dan Rasul-Nya mereka adalah orang-orang yang benar." Mereka membenarkan apa yang datang dari Rasulullah saw. Mereka memenuhi janji yang telah mereka berikan kepada Allah. Mereka juga berjihad di jalan Allah dengan jihad yang sesunguhnya. Mereka pun sabar di semua tempat. Maka, Allah memjuji mereka di dalam Alquran.

Rasulullah saw memberi kabar gembira kepada orang-orang yang benar (jujur) dengan jannah (surga). Rasulullah saw bersabda, dari Abi Umamah dan diriwayatkan oleh Abi Daud, "Saya adalah penjamin rumah di rabdhil jannah--apa yang ada disekitar jannah--bagi siapa yang meninggalkan perdebatan meskipun ia benar. Aku adalah penjamin di tengah surga bagi siapa yang menginggalkan dusta meskipun itu bercanda dan aku adalah penjamin di atas surga bagi siapa yang berakhlak baik."

Bohong adalah buruk dan jelek. Rasulullah saw bersabda, "Tanda-tanda orang munafik ada tiga: bila berkata dusta; bila berjanji mengingkari; dan bila diberi amanat berkhianat."

"Ada empat hal yang barangsiapa berada di dalamnya, maka ia orang munafik murni. Dan, barangsiapa yang di dalamnya ada salah satu perangai dari keempat hal tersebut, maka ia memiliki perangai dari kemunafikan sehingga ia meninggalkannya: apabila berbicara dusta; apabila diberi amanat berkhianat; apabila berjanji mengingkari; dan bila berbantahan durhaka (bohong)."

Maasyiral muslimin rakhimakumullah!
Apa pun penyebabnya, dusta harus kita jauhi. Karena itu, mari kita jaga lesan, perbuatan, dan keyakinan dari hal-hal yang menjurus kepada perbuatan dusta.

Khutbah Jum'at : Sejenak bersama Surat Al-Mulk

Maasyiral muslimin rakhimakumullah!
Allah Subhanahu wa Ta'ala telah menurunkan kepada kita Alquran sebagai cahaya, rahmat, obat dari penyakit hati dan badan, penerang jalan manusia, dan penjelas dari perselisihan yang ada ditengah mereka. Alquran memuat kisah orang terdahulu, dan berita bagi orang yang mengikutinya. Di dalamnya terdapat penjelasan mengenai hukum-hukum syariat: halal dan haram.

Alquran memiliki kekhususan yang dijelaskan oleh Rasulullah saw. Beliau mengajarkan kepada kita bahwa di dalam Alquran terdapat banyak surah yang dapat memenuhi kebutuhan, dan menghilangkan kesempitan. Memberitahukan kepada kita bahwa di dalam Alquran terdapat banyak surah yang satu melebihi yang lain meskipun semuanya adalah firman Allah Azza wa Jalla.

Maasyiral muslimin rakhimakumullah!
Salah satu surah yang memiliki kekhususan tersebut adalah sebuah surah yang berisi 30 ayat. Allah menurunkan surah tersebut di hati Muhammad sebelum beliau hijrah ke Madinah. Surah Mekah ini berisi tentang persoalan akidah, hujah orang kafir, perdebatan orang musyrik, keadaan penduduk surga dan kenikmatan yang ada di dalamnya, serta keadaan penduduk neraka dan azab yang ada di dalamnya.

Rasulullah saw. telah memberitahukan bahwa surah yang diberkahi ini merupakan pencegah, penjaga, penyelamat, dan pemberi syafa'at. Ia akan memberikan syafaat kepada pemilik(pembaca)nya, menyelamatkan dari azab kubur, dan membelanya didepan Rab-Nya Azza Wa Jalla pada hari kiamat kelak.

Surah agung itu adalah surah al-Mulk. Rasulullah saw. bersabda dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan pemilik sunan yang empat, dari Abu Hurairah: "Sesungguhnya surah yang berisi tiga puluh ayat ini akan memintakan syafaat bagi pemiliknya maka dia pun diberi ampunan."

Dari Ibnu Abbas berkata, seorang laki-laki mendirikan kemah diatas kuburan yang tidak disadarinya. Lalu ia mendengar suara manusia tengah membaca surah al-Mulk hingga selesai. Lalu ia mendatangi Rasulullah saw. dan menceritakan kejadiannya: "Wahai Rasulullah, aku mendirikan kemah diatas sebuah kuburan, tapi saya tidak menyadari kalau itu adalah kuburan. Lalu saya mendengar suara seseorang tengah membaca surah al-Mulk hingga selesai. Rasulullah saw. bersabda, "Itu adalah penghalang yang akan menyelamatkan pemiliknya dari azab kubur." (HR Tirmidzi).

Dari Jabir bin Abdillah berkata, "Rasululullah tidak tidur pada malam hari sehingga dia membaca (Alif Laam Miim, Tanzil) dan (Tabaaraka Biyadihil Mulku)." (HR Tirmidzi).

Adalah Ibnu Abbas r.a. memberi pengajaran kepada seseorang dengan bertanya, "Maukah engkau aku hadiahi sebuah hadis?" Laki-laki tersebut menjawab, "Ya," Ibnu Abbas berkata, "Bacalah (tabaarakalladzi biyadihil mulku) dan ajarkanlah kepada keluargamu, semua anak-anakmu, bayi-bayimu, dan tetanggamu. Karena, sesungguhnya aku mendengar Rasulullah saw. bersabda:"Aku suka kalau surah itu berada dalam hati setiap orang dari umatku."

Inilah surah yang diberkahi yang semestinya kita selalu membacanya. Kita lantunkan dengan lesan, kita perhatikan dengan hati dan kita ajarkan kepada anak-anak dan istri kita. Marilah kita baca surah tersebut pada setiap malam. Mudah-mudahan Allah Azza wa Jalla memberikan syafaatnya kepada kita lalu kita akan diselamatkan dari azab kubur dan kedahsyatan hari kiamat.

Inilah surah yang diberkahi, wahai kaum muslimin rakhimakumullah. Surah yang berjalan sebagai surah makki dalam memberikan penjelasan tentang qudrah Allah Azza wa Jalla, berbicara tentang kebesaran-Nya dan menetapkan kenabian Muhammad saw. Surah ini dimulai dengan pujian kepada Allah Azza wa Jalla.

Tabaarakalladzii biyadihil mulku wa huwa 'alaa kulli syai-in qadiir (Maha Suci Allah yang di tangan-Nyalah segala kerajaan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu).

Biyadihil mulku (Yang di tangan-Nyalah segala kerajaan).

Artinya, Allah memiliki kerajaan langit dan bumi serta apa yang ada di antara keduanya. Dialah pemilik penciptaan dan perintah. Dialah yang memberi makan dan bukan yang diberi makan. Yang memberi balasan bukan yang diberi balasan; Maha Pemberi rezeki Yang Mempunyai Kekuatan lagi sangat kokoh. Ditangan-Nyalah kerajaan setiap sesuatu. Pencipta segala sesuatu. Dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Tidak ada sesuatu pun yang ada di langit dan di bumi yang dapat melemahkannya. Apabila Ia menghendaki sesuatu, ia berkata, "Kun" (jadilah), maka terjadilah.

Alladzii khalaqal mauta wal hayaata liyabluwakum ayyukum ahsanu 'amalaa wa huwal 'aziizul ghafuur (Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun).

Allah menghinakan hamba-Nya dengan kematian, meskipun ia menjadi penguasa manusia, jabatannya telah memuncak; hartanya melimpah ruah; kekuatannya kokoh; dan umurnya panjang. Maka, akhirnya ia akan tetap mati. Ujung-ujungnya kehancuran dan ketidakadaan. Ruhnya dipisahkan dengan badannya. Dan setelah itu ia akan memasuki kehidupan yang kekal. Di dalamnya tidak ada tidur dan kematian. Apabila seorang tergolong ahli jannah, ia akan berada dalam kenikmatan yang kekal dan tidak akan hilang. Begitu pula bila ia tergolong penduduk neraka (na'udzubillahi min dzalik), maka sesungguhnya mereka: "Tidak dibinasakan sehingga mereka mati dan tidak (pula) diringankan dari mereka azabnya." "Di dalamnya mereka tidak mati, tidak juga hidup." Mereka akan berada dalam azab yang abadi, kekal selama-lamanya, dan tidak berubah.

Allah menciptkan kematian dan kehidupan untuk menguji siapa di antara kita yang lebih baik amalnya. Tidak semua hamba Allah sama. Ada yang kafir, ada pula yang mukmin; ada yang baik, ada pula yang jahat. Allah SWT ingin menguji mereka siapa di antara mereka yang lebih baik amalnya. Yang paling ikhlas dan benar. Ikhlas adalah tidak meyekutukan Allah dengan sesuatu pun, sedangkan benar adalah sesuai dengan apa yang dituntunkan oleh Rasulullah saw. Allah SWT berfirman, "Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Rabnya, hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorang pun dalam beribadah kepada Tuhannya."

Liyabluwakum ayyukum ahsanu 'amalaa wa huwal 'aziizul ghafuur (Supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan, Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun).

Dialah Yang Maha Besar Lagi Mulia, Yang Ditaati dan Ditakuti. Bersamaan dengan itu Dia Maha Pengampun kepada siapa saja yang bermaksiat dan bertobat, kepada orang yang melampaui batas kemudian bertobat. Dan, Dialah Yang Maha Perkasa Lagi Maha Pengampun.

Alladzii khalaqa sab'a samawaatin thibaaqaa maa taraa fi khalqir rahman min tafawut (Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis, kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang).

Hai orang musyrik; hai orang kafir; hai orang yang ragu-ragu; hai orang yang menentang Rasulullah saw.; hai orang yang kafir kepada agama-Nya! Lihatlah di atasmu; lihatlah ke langit-langit itu; lihatlah dengan saksama dan penuh perhatian! Bukan seperti penglihatan para binatang. Lihatlah ke langit-langit itu, apakah engkau mendapati sesuatu yang tidak seimbang? Apakah engkau mendapatinya berlubang, retak, dan lemah?

Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Rab Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang, berselisih, ataupun kacau. Tidak, tetapi ia adalah langit yang sempurna, tebal dan kuat. Lihatlah kepadanya dan bandingkanlah keadaanmu dengan keadaannya.

"Apakah kamu yang lebih sulit penciptaannya ataukah langit? Allah telah membangunnya, Apakah kamu yang lebih sulit penciptaannya ataukah langit? Allah telah membangunnya, dan Dia menjadikan malamnya gelap gulita dan menjadikan siangnya terang benderang. Dan Dia menjadikan malamnya gelap gulita dan menjadikan siangnya terang benderang. Ia memancarkan darinya mata air dan (menumbuhkan) tumbuh-tumbuhannya."

"Maka, apakah mereka tidak melihat akan langit yang ada di atas mereka, bagaimana Kami meninggikannya dan menghiasinya dan langit itu tidak mempunyai retak-retak sedikit pun. Dan Kami hamparkan bumi itu dan Kami letakkan padanya gunung-gunung yang kokoh dan Kami tumbuhkan padanya segala macam tanaman yang indah dipandang mata, untuk menjadi pelajaran dan peringatan bagi tiap-tiap hamba yang kembali (mengingat Allah)."

"Dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan (Kami) dan sesungguhnya Kami benar-benar meluaskannya. Dan, bumi itu Kami hamparkan, maka sebaik-baik yang menghamparkan (adalah Kami)."

"Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan di atas kamu tujuh buah jalan (tujuh buah langit). dan Kami tidaklah lengah terhadap ciptaan (Kami)."

"Sesungguhnya Kami telah menghias langit yang terdekat dengan hiasan, yaitu bintang-bintang, dan telah memeliharanya (sebenar-benarnya) dari setiap setan yang sangat durhaka, setan-setan itu tidak dapat mendengar-dengarkan (pembicaraan) para malaikat dan mereka dilempari dari segala penjuru. Untuk mengusir mereka dan bagi mereka siksaan yang kekal,"

Marilah kita perhatikan langit yang berlapis-lapis ini, marilah kita perhatikan kebesaran ciptaan-Nya.
"Allah-lah yang meninggikan langit tanpa tiang (sebagaimana) yang kamu lihat?"

Ia tidak memiliki tiang, bagaimana Allah meninggikannya? Bagaimana Allah menjadikannya kuat, tebal, dan sama. Yang di dalamnya tidak ada lubang dan retak. Inilah kekuasaan Allah Azza wa Jalla.

"Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis, kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka, lihatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang? Kemudian, pandanglah sekali lagi, niscaya penglihatanmu akan kembali kepadamu dengan tidak menemukan sesuatu cacat, dan penglihatanmu itu pun dalam keadaan payah."

"Sesungguhnya Kami telah menghiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang dan Kami jadikan bintang-bintang itu alat-alat pelempar setan," Qatadah r.a. berkata, "Allah menciptakan langit-langit dan di dalamnya terdapat bintang-bintang untuk tiga tabiat. Pertama, hiasan langit dunia. Kedua, alat-alat pelempar setan. Ketiga, tanda-tanda yang memberikan petunjuk, "Dan dengan bintang mereka mendapatkan petunjuk." Barangsiapa yang berbicara di luar itu, ia telah membebani dirinya dengan sesuatu yang tidak diketahuinya."

Barangsiapa yang berkeyakinan bahwa bintang-bintang memiliki pengaruh terhadap kejadian di dunia, bahwa hujan turun atau kekeringan terjadi, rezeki dibentangkan atau disempitkan karena pengaruh bintang tersebut, ia telah membebani dengan sesuatu yang tidak semestinya dan berkata atas nama Allah apa yang tidak diketahuinya.

"Dan Kami sediakan bagi mereka siksa neraka yang menyala-nyala."

Yaitu para setan yang mencuri pendengaran dan menyesatkan para hamba. Mendorong mereka agar berbuat maksiat. Menganjurkakannya berbuat kejelekan, dan menghiasi kebatilan sehingga tampak indah. Menyuruh mereka berbuat munkar dan mencegahnya dari berbuat makruf serta menahannya untuk taat kepada Allah. Allah Azza wa Jalla telah menyiapkan untuk mereka ini neraka jahanam dan itulah sejelek-jelek tempat kembali. Siksa neraka yang menyala-nyala, yang diperuntukkan untuk setan jin dan manusia. Allah menyiapkan untuk mereka jahanam dan itulah sejelek-jelek tempat kembali.

"Dan orang-orang yang kafir kepada Tuhannya, memperoleh azab Jahannam. Dan itulah seburuk-buruk tempat kembali. Apabila mereka dilemparkan ke dalamnya, mereka mendengar suara neraka yang mengerikan, sedang neraka itu menggelegak."

"Hampir-hampir (neraka) itu terpecah-pecah lantaran marah."

Hampir bagian-bagian langit itu terputus dan terbagi karena besarnya kemarahan terhadap orang-orang yang kafir kepada Allah, menentang Rasulullah dan membunuh para wali-Nya. Neraka jahanam hampir-hampir pecah karena marah terhadap orang-orang kafir.

Rasulullah saw. bersabda, "Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla membakar api neraka 1000 tahun sehingga memutih. Kemudian Allah membakarnya lagi 1000 tahun sehingga memerah. Kemudian Allah membakarnya 1000 tahun sehingga menghitam. Ia adalah hitam yang gelap"

Kullamaa Ulqiya Fiiha Faujun
"Setiap kali dilemparkan ke dalamnya sekumpulan (orang-orang kafir)"
"Penjaga-penjaga (neraka itu) bertanya kepada mereka, "Apakah belum pernah datang kepada kamu (di dunia) seorang pemberi peringatan?"

Pertanyaan yang bernada menjelekkan dan mencela. Apakah belum pernah datang kepadamu (di dunia) seorang pemberi peringatan? Apakah belum pernah datang kepadamu seorang rasul? Apakah belum pernah datang kepadamu seorang yang mengingatkan dirimu? Orang yang menjelaskan syariat, agama, halal, dan haram kepadamu? Apakah belum pernah datang seorang pemberi peringatan kepadamu?

"Mereka menjawab: 'Benar ada, sesungguhnya telah datang kepada kami seorang pemberi peringatan, maka kami mendustakannya dan kami katakan: 'Allah tidak menurunkan sesuatu pun, kamu tidak lain hanyalah di dalam kesesatan yang besar'."

Mereka menghadapi para utusan Allah dengan akhlak yang buruk dan tidak mempunyai rasa malu. "Kamu wahai para rasul, tidak lain hanyalah di dalam kesesatan yang besar. Kamu adalah oang yang tersesat dan menyimpang. Biarkanlah kami dan berhala yang kami sembah. Biarkanlah kami mengharamkan yang halal dan menghalalkan yang haram. Kemudian setelah itu mereka mengakui bahwa dirinya bukanlah orang-orang yang berakal. Mereka tidaklah memiliki kemampuan untuk memisahkan antara yang jelek dengan yang baik.

"Dan mereka berkata: 'Sekiranya kami mendengarkan atau memikirkan (peringatan itu) niscaya tidaklah kami termasuk penghuni-penghuni neraka yang menyala-nyala. Mereka mengakui dosa mereka. Maka kebinasaanlah bagi penghuni-penghuni neraka yang menyala-nyala."

"Orang-orang kafir dibawa ke neraka jahannam berombong-rombongan. Sehingga, apabila mereka sampai ke neraka itu, dibukakanlah pintu-pintunya dan berkatalah kepada mereka penjaga-penjaganya: 'Apakah belum pernah datang kepadamu rasul-rasul di antaramu yang membacakan kepadamu ayat-ayat Tuhanmu dan memperingatkan kepadamu akan pertemuan dengan hari ini?" Mereka menjawab: 'Benar (telah datang).' Tetapi, telah pasti berlaku ketetapan azab terhadap orang-orang yang kafir. Dikatakan (kepada mereka): 'Masukilah ke pintu-pintu neraka Jahannam itu, sedang kamu kekal di dalamnya.' Maka, neraka Jahannam itulah seburuk-buruk tempat bagi orang-orang yang menyombongkan diri."

Mereka mempersaksikan diri mereka sendiri bahwa mereka adalah tuli, buta, dan bisu. Mereka adalah orang-orang gila. Mereka tidak mendengarkan al-Haq. Tidak pula membicarakan al-Haq. Mereka tidak melihat petunjuk-petunjuknya.

"Mereka mengakui dosa mereka. Maka, kebinasaanlah bagi penghuni-penghuni neraka yang menyala-nyala."

Adapun orang mukmin yang baik, yang saleh, mereka mengagungkan Allah dengan seagung-agungnya. Mereka mengetahui din dan syariat-Nya. Mereka menghalalkan yang halal dan mengharamkan yang haram. Mereka tidak hanya takut kepada Allah ketika berada di tengah banyak orang, tetapi juga ketika sendirian, ketika dalam keadaan dhahir maupun bathin.

"Sesungguhnya orang-orang yang takut kepada Rabnya yang tidak nampak oleh mereka, mereka akan memperoleh ampunan dan pahala yang besar."

Orang yang takut kepada Rabnya, meskipun berada di tengah manusia, meskipun ketika sendirian, pintu terkunci dan tabir dibentangkan. Maka, bagi mereka pahala yang besar.

Rasulullah saw. bersabda, "Ada tujuh golongan yang berada dalam naungan Allah pada hari tidak ada nauangan, kecuali naungan-Nya."

Apakah yang menjadi pembagi yang ikut dalam tujuh golongan tersebut. Golongan yang berbahagia, golongan yang mendapatkan keutamaan itu? Tidak lain adalah Mereka yang takut kepada Rab-nya, sebagaiman tidak ada yang melihat kecuali hanya Dia; tidak ada yang mendengar kecuali hanya Dia; dan tidak ada yang mengamati kecuali hanya dia. Yaitu, "seorang laki-laki yang berzikir kepada Allah dalam kesendirian, kemudian bercucuran air matanya. Dan, seorang laki-laki yang dipanggil wanita yang cantik dan berkedudukan." Di sana tidak ada polisi yang mengawasinya. Tidak ada mata yang melihatnya. "Maka ia menjawab, "Sesungguhnya saya takut kepada Allah dan seorang laki-laki yang menyedekahkan hartanya kemudian ia menyembunyikannya." Laki-laki yang berurusan dengan Allah. Laki-laki yang tidak ingin riya' (dilihat orang) ataupun sum'ah (didengar orang). "Maka kemudian ia menyembunyikan sedekahnya itu, sehinggga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diinfakkan oleh tangan kanannya." Ketujuh golongan ini adalah orang yang takut kepada Allah, yang tidak nampak oleh mereka. "Bagi mereka pahala yang besar."

Kemudian Rab kita Jalla Jalaaluhu mengancam manusia, semua manusia. "Dan rahasiakanlah perkataanmu atau lahirkanlah, sesungguhnya Dia Maha Mengetahui segala isi hati. Apakah Allah yang menciptakan itu tidak mengetahui (yang kamu lahirkan dan rahasiakan), dan Dia Maha Halus lagi Maha Mengetahui?"

Wahai Hamba Allah, janganlah engkau mengira, engkau hanya berurusan dengan manusia yang hanya bisa melihat yang dhahir. Janganlah engkau mengira engkau hanya berurusan dengan makhluk yang kemampuan dan wawasannya terbatas. Tidak, demi Allah, tetapi engkau berurusan dengan Rab Yang Maha Mengetahui Lagi Maha Bijaksana, Maha Halus Lagi Maha Mengetahui.

"Dia mengetahui rahasia dan yang lebih tersembunyi."
"Dia mengetahui (pandangan) mata yang khianat dan apa yang disembunyikan oleh hati."

"Tidak ada tersembunyi dari-Nya seberat zarrah pun yang ada di langit dan yang ada di bumi, dan tidak ada (pula) yang lebih kecil dari itu dan yang lebih besar."

Ketahuilah dengan yakin bahwa yang tersembunyi di sisi Allah nampak jelas. Sesuatu yang engkau rahasiakan dan sembunyikan, maka di sisi Allah nampak jelas dan terang.

"(Yaitu) orang yang takut kepada Tuhan Yang Maha Pemurah sedang Dia tidak kelihatan (olehnya) dan dia datang dengan hati yang bertobat, masukilah surga itu dengan aman, itulah hari kekekalan."

Kaum muslimin yang berbahagia!
Surah yang agung ini bacalah dan hafalkanlah. Bersemangatlah untuk membacanya pada setiap malam. Ajarkanlah surah itu kepada istri dan anak kalian serta siapa saja yang menjadi tanggungan kalian. Niscaya kalian akan bahagia, selamat, dan sukses. Kita memohon kepada Allah Yang Maha Agung agar menjadikan Alquran ini bersemi di hati kita, menjadi cahaya dada kita, pelenyap duka kita dan penghilang kesedihan kita. Ya Allah, ajarkanlah kepada kami apa yang tidak kami ketahui dari Alquran. Ingatkanlah apa yang kami lupa dan anugerahilah kepada kami untuk membacanya pada penghujung malam dan siang, dalam rangka untuk mencari rida-Mu, amin. (Anam).

Al-Islam - Pusat Informasi dan Komunikasi Islam Indonesia

Khutbah Jum'at : Islam "Will Never Dies"

The Prophet's Mosque at Sunrise, Medina

Maasyiral muslimin rakhimakumullah!
Tahun baru hijriah baru beberapa hari kita lalui. Tentunya tidak salah jika kita mengambil kembali pelajaran atas peristiwa hijrahnya Rasulullah saw. dari kota Mekah ke Madinah 1424 tahun silam itu. Marilah kita belajar kepada Rasulullah saw. bagaimana menjadi orang amanat, memenuhi janji, dan pemberani!

Pertemuan orang kafir di Darun Nadwah, MPR orang kafir saat itu, telah menelorkan keputusan membunuh Rasulullah saw. Untuk mewujudkan hal ini, Abu Jahal sebagai pemimpin orang kafir mengumpulkan pemuda dan bodyguardnya. Maka, terkumpulah 20 pemuda yang diberi tugas mengepung rumah Rasulullah saw., rumah petunjuk dan kebenaran, rumah dari sahabat malaikat Jibril, tamu dari Israfil dan Izrail, dan rumah yang Allah telah berfirman kepadanya, yang artinya, "Dan bersabarlah dalam menunggu ketetapan Tuhanmu, maka sesungguhnya kamu berada dalam penglihatan Kami."

Sementara itu, Rasulullah saw. memberi tahu Ali apa yang akan dilakukanya. Lalu, beliau berkata kepadanya, "Ali, tidurlah kamu malam ini di atas pembaringanku." Ali menjawab, "Jiwaku akan menjadi tebusanmu wahai Rasulullah." Allah kemudian memberitahukan apa yang terjadi di Darudnadwah tersebut. Allah berfirman yang artinya, "Dan (ingatlah), ketika orang-orang kafir (Quraisy) memikirkan daya upaya terhadapmu untuk menangkap dan memenjarakanmu atau membunuhmu, atau mengusirmu. Mereka memikirkan tipu daya dan Allah menggagalkan tipu daya itu. Dan Allah sebaik-baik Pembalas tipu daya." Tujuan mereka sangat jelas, yaitu menangkap, membunuh, atau mengusir Rasulullah saw. Berangkatlah ke- 20 orang itu untuk mengepung rumah Rasulullah saw. Lalu, siapakah yang menjaga dan melindungi Rasulullah?

Maasyiral muslimin rakhimakumullah!
Di dalam rumah Rasulullah saw. terlihat tengah memuji, berzikir, dan bertasbih kepada Allah SWT. Suara kebenaran senantiasa akan meninggi dengan zikir kepada Allah, sementara suara kebatilan hanya mengancam dan menakut-nakuti. Dan, datanglah waktu yang ditunggu-tunggu itu. Ali pun telah menempati pembaringan beliau. Rasulullah saw. pun keluar dari rumahnya dan hanya bersenjatakan iman dan ayat-ayat Allah. Beliau kemudian membaca awal surah Yasin sampai pada pada firman Allah Tabaraka wa Ta'ala yang berbunyi artinya, "Dan Kami adakan di hadapan mereka dinding dan di belakang mereka dinding (pula), dan Kami tutup (mata) mereka sehingga mereka tidak dapat melihat." Dengan qudrah dan kehendak Allah, ayat-ayat itu membuat mata orang-orang yang mengepung tertutup dan tak bisa melihat. Siapakah yang membuat mereka tak bisa melihat (?) tidak lain adalah Allah SWT. Allah berfirman yang artinya, "Dan tidak ada yang mengetahui tentara Tuhanmu melainkan Dia sendiri. Dan, Saqar itu tiada lain hanyalah peringatan bagi manusia."

Maasyiral muslimin rakhimakumullah!
Perhatikanlah firman Allah yang berbunyi Faaghsyainaahum (Maka Kami tutup [mata] mereka), Allah tidak menggunakan lafaz Faamnaahum (Kami buat mereka tidur), karena kalau mereka tidur, mereka bisa jadi akan terbangun manakala mendengar suara gerakan. Akan tetapi, Aghsyainaahum (Kami tutup mata mereka), mengapa? Karena, mereka adalah orang yang zalim dan berdosa. Maka, Rasulullah saw. pun bisa melewati mereka dengan leluasa dan kemudian pergi menuju rumah sahabatnya, Abu Bakar. Para pengepung itu baru sadar ketika salah seorang penggembala kambing membangunkannya pada pagi hari. Mereka pun bergegas masuk ke rumah Rasululalh saw., mencari tempat tidur Rasulullah saw., dan menangkapnya. Tetapi, apa yang terjadi? mereka terkejut, karena yang mereka tangkap bukan Rasulullah, melainkan Ali, sepupunya. Mereka kecewa besar dan bertanya-tanya ke mana Muhammad?

Matahari pagi pun terbit di ufuk timur dan bumi tersinari dengan cahaya Rab-Nya. Para penduduk masih tertidur, sementara Rasululalh saw. bersama Abu Bakar telah pergi meninggalkan mereka, menempuh jalan yang telah ditentukan. Kafilah tauhid telah berlalu, kafilah Islam telah berjalan meskipun serigala menggonggong di tengah jalan.

Maasyiral muslimin rahimakumullah!
Islam akan terus berjalan, tetapi ia tidak pernah tercerai berai. Mengapa? karena Islam adalah din Allah Tabaraka wa Ta'ala Yang Maha Hidup lagi tak pernah mati. Rasulullah bersama Abu Bakar kemudian masuk dalam sebuah gua. Allah SWT berfirman, "Jikalau kamu tidak menolongnya (Muhammad), maka sesungguhnya Allah telah menolongnya (yaitu) ketika orang-orang kafir (musyrikin Mekah) mengeluarkannya (dari Mekah), sedang dia salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua, di waktu dia berkata kepada temannya: 'Janganlah kamu berduka cita, sesungguhnya Allah beserta kita'."

Maka, janganlah kalian bersedih hati, wahai kaum muslimin di seluruh penjuru dunia. Karena, Allah senantiasa bersama kita. "Dan Allah menjadikan seruan orang-orang kafir itulah yang rendah. Dan, kalimat Allah itulah yang tinggi. Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana."

Ini adalah perhatian Allah Tabaraka wa Ta'ala untuk melindungi Rasulullah saw. dan sahabatnya. Perhatian yang Allah berikan kepada orang-orang yang berjalan di jalan-Nya. Sesungguhnya peperangan yang saat ini tengah berkobar bukanlah hanya peperangan politik sebagaimana dipahami orang yang berpikiran pendek, tetapi ia adalah perang akidah, perang antar hak dan batil.

Maasyiral muslimin rakhimakumullah!
Hari ini perhatian umat Islam di seluruh dunia tengah terpusat ke Irak. Negara yang mayoritas penduduknya adalah muslim dan memiliki peradaban Islam yang tinggi sebentar lagi akan dihancurkan oleh AS. Sebenarnya apa yang dilakukan oleh AS dan dibantu oleh Inggris adalah bentuk dari perang salib baru. Mereka tidak semata ingin menyerang Irak, tetapi hendak mengembalikan imperium dan kekuasaannya di wilayah Teluk dan Timur Tengah. Berikut adalah tujuan dari perang salib sebagaimana telah digembor-gemborkan oleh pemimpin mereka:


  1. Menguasai ladang minyak dan sumber daya alam lainnya.
  2. Menjauhkan masyarkat dari nilai agama melalui pendidikan, pengajaran, dan kebudayaan, sebagaimana telah berhasil mereka lakukan terhadap negara Turki.
  3. Menghancurkan Islam. Setelah Irak, sasaran berikutnya adalah Arab Saudi. Karena, menurut pendapat pemikir dan tokoh politiknya, Islam bermula dari Mekah, maka ia juga harus dihancurkan.
  4. Memberi kesempatan kepada Israel untuk mewujudkan mimpinya, membangun Israel raya dan mengumpulan seluruh warga Yahudi di dalamnya.

Maasyiral muslimin rakhimakumullah!
Persengkokolan untuk menghancurkan Islam akan terus oleh kaum kafir. Namun, kapankah Islam akan hancur dan mati? Ketahuilah, Islam tidak akan mati. Islam akan terus hidup dan ada meskipun kaum kafir itu telah bekerja keras untuk merobohkannya. Islam will never die! Wallahu a'lam. (Anam).

Khutbah Jum'at : Kegagalan Jangan membuat Putus Asa

Maasyiral muslimin rakhimakumullah!
Allah SWT telah berfirman, Alladziina qaala lahumunnaasu innannaasa qad jama?uu lakum fakhsauhum fazaadahum iimaana wa qaaluu hasbunallaahu wa ni?mal wakiil. Fanqalabuu bini?matim minallaahi wa fadhlin lam yamsashum suu-un wat taba?uu ridlwaanallaahi wallaahu dzuu fadzlin ?adziim. Innamaa dzaalikumus syaithaanu yukhawwifu auliyaa-ah falaa takhaafuhum wa khaafuuni inkuntum mukminin. (yaitu) orang-orang yang menaati Allah dan Rasul yang kepada mereka ada orang-orang yang mengatakan, ?Sesungguhnya manusia telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu, karena itu takutlah kepada mereka,? maka perkataan itu menambah keimanan mereka dan mereka menjawab, ?Cukuplah Allah menjadi penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik pelindung. Maka mereka kembali dengan nikmat dan karunia (yang besar) dari Allah, mereka tidak mendapat bencana apa-apa, mereka mengikuti keridaan Allah, dan Allah mempunyai karunia yang besar. Sesungguhnya mereka itu tidak lain hanyalah setan yang menakut-nakuti (kamu) dengan kawan-kawannya (orang-orang musyrik Qurasy) karena itu janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepada-Ku jika kamu benar-benar orang yang beriman.

Maasyiral muslimin rakhimakumullah!
Seusai Perang Uhud pada tahun ke-3 Hijrah dan kaum muslimin telah mendapatkan apa yang mereka dapatkan, Abu Sufyan pemimpin kaum musyrik berseru kepada Rasulullah, ?Ya Muhammad, jika engkau mau, maka tempat pertemuan kita selanjutnya adalah Badar.? Rasulullah saw. pun menjawab, ?Ya, insya Allah Taala."

Setibanya di Madinah Rasulullah saw. merasa khawatir kalau-kalau orang musyrik datang ke Madinah untuk menyempurnakan kemenangan mereka. Menyikapai hal ini, Rasulullah saw. lantas memanggil para sahabatnya agar segera keluar di belakang musuh. Beliau juga memerintahkan agar yang menyertai dirinya hanyalah yang ikut dalam satu peperangan saja. Para sahabat pun menyambut perintah itu dengan penuh kekuatan diri dan kebulatan tekad setelah mereka mendapatkan luka. Mereka terus berjalan hingga akhirnya mereka sampai sebuah tempat yang disebut dengan Hamra? al-Asad.

Apa yang dikhawatirkan Rasulullah terbukti. Orang-orang musyrik tengah mempersiapkan diri menuju Madinah al-Munawarah. Namun, ketika mereka mengetahui bahwa Nabi telah keluar dari Madinah menuju Mekah dan mengira yang datang bersama Rasulullah adalah orang yang tidak ikut dalam perang sebelumnya serta Allah memberikan rasa takut kepada hati meraka, maka mereka pun bergegas kembali menuju Mekah.

Maasyiral muslimin rakhimakumullah!
Ketika Rasulullah saw. berada di Hamra? al-Asad beliau menangkap seorang penyair yang bernama Abi Izzah. Abi Izzah ini seringkali mencela Rasulullah saw. dengan syair-syairnya dan memberi semangat kaum musyrikin untuk melawan kaum muslimin.

Rasulullah akhirnya memberikan kebaikan kepadanya, manakala terjadi perjanjian dengan Rasulullah bahwa dia tidak akan lagi melantunkan syair yang memberi semanagat kaum musyrikin untuk membunuh kaum muslimin. Namun, Abi Izzah melanggar janji ini. Maka, Rasulullah memerintahkan agar Abi Izzah dibunuh. Abi Izzah lalu bertawasul kepada Rasulullah saw agar memberikan kebaikan kepada dirinya sekali lagi. Rasulullah saw. menjawab, ?Tidak demi Allah, Janganlah kau bersihkan kedua pipimu dengan Kakbah. Engkau telah menipu Muhammad dua kali. Seorang mukmin tidak terjerumus ke dalam lubang yang sama dua kali.? Perang di Hamra al-Asad diangggap sebagai jawaban atas apa yang diperoleh kaum muslimin dalam Perang Uhud.

Maasyiral muslimin rakhimakumullah!
Peristiwa di atas adalah pelajaran yang jelas dan gamblang bagi kaum muslimin dalam segala kondisi, yang tidak tertipu oleh aktivitas kaum munafik, musyrik, dan orang yang melanggar perjanjian. Seorang mukmin hendaknya tidak terjerumus ke dalam sebuah lubang yang sama dua kali.

Maasyiral muslimin rakhimakumullah!
Dalam Perang Badar, Abu Sufyan berupaya menangguhkan pasukan kaum muslimin dan melakukan perang urat syaraf, namun upaya ini menemui kegagalan.

Kaum muslimin terus datang ke Badar dengan senantiasa melantunkan, ?Hasbunallaahu wa ni?mal wakiil (Cukuplah Allah menjadi penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik pelindung). Maka, bertambahlah keimanan orang mukmin. Maka, hendaknya kita melantunkan, ?Hasbunallaahu wa ni?mal wakiil (Cukuplah Allah menjadi penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik pelindung), terlebih saat ini kita berada dalam perkara yang besar. Allah adalah pelindung kita, Allahlah yang akan mencukupi kita dan Allahlah yang akan menjadi penolong kita. Dalam sebuah hadis diriwayatkan, ?Jika kalian berada dalam perkara yang besar, maka katakanlah Hasbunallaahu wa ni?mal wakiil.? Adalah Nabi Ibrahim a.s. juga melantunkan ucapan ini ketika dilempar ke dalam api.

Maasyiral muslimin rakhimakumullah!
Kaum muslimin telah keluar dan berdiam di Badar selama tiga hari. Mereka melakukan aktivitas perdaganagan dengan aman dan tenteram. Mereka pulang dengan membawa ghanimah dengan selamat, sebagaimana yang ditunjukkan Allah dalam firman-Nya, ?Alladziina qaala lahumunnaasu innannaasa qad jama?uu lakum fakhsauhum fazaadahum iimaana wa qaaluu hasbunallaahu wa ni?mal wakiil. ([yaitu] orang-orang yang menaati Allah dan Rasul yang kepada mereka ada orang-orang yang mengatakan, ?Sesungguhnya manusia telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu, karena itu takutlah kepada mereka,? maka perkataan itu menambah keimanan mereka dan mereka menjawab, ?Cukuplah Allah menjadi penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik pelindung).

Ayat yang mulia di atas mengajak kita agar berdiam diri, tegar, dan tetap kokoh dalam posisi atau tempat yang sulit. Ayat tersebut juga mengajak kepada kita untuk senantiasa bertawakal kepada Allah menyandarkan takutnya hanya kepada-Nya karena tidak ada tempat berlindung kecuali hanya Dia, Allah SWT. Karena, bila rasa takut seorang mukmin kepada Allah itu telah melekat dalam dirinya, Allah akan menundukkan semua makhluk kepadanya.

Maasyiral muslimin rakhimakumullah!
Kaum muslimin tidak berputus asa terhadap kejadian yang menimpa mereka pada Perang Uhud. Mereka tidak tidur, tenang, melarikan diri dari tanggung jawab, memusuhi jabatan dan singgasana, menuduh satu dengan lainnya dari belakang, maupun menolong Parsi atau Rum. Mereka tidak pula melakukan konferensi politik, badan keamanan, maupun pernyataan atas nama bangsa sebagaimana yang dilakukan oleh dunia Islam saat ini.

Maasyiral muslimin rakhimakumullah!
Pada masa lampau kaum muslimin telah mengalami ujian yang begitu berat kerika Perang Tatar dan Salib berkecamuk. Nenek moyang kita bisa melampui kesulitan itu dengan tegar, kokoh, dan pengorbanan. Hal ini karena mereka bertakwa kepada Allah dan hanya takut kepada-Nya. Dalam sebuah riwayat, Imam Hasan Bashri bertanya kepada seseorang, ?Bagaimana rasa takutmu kepada Allah? Maka, orang yang bertanya berkata, ?Apabila saya berada dalam sebuah kapal laut, lalu kapal itu hancur dan meninggalkan satu papan, lalu aku menggantungkan diriku dengan papan itu. Dan, engkau berada dalam ombak yang besar, maka bagaimanakan perasaanmu? Ia menjawab, ?Saya sangat takut." Maka, Hasan al-Bashri berkata,? Begitulah rasa takutku kepada Allah siang dan malam.

Maasyiral muslimin rakhimakumullah!
Hari ini umat Islam tengah mengalami ujian dan cobaan, meskipun demikian hal ini tidak menghilangkan rasa kepercayaan kita kepada Allah Azza wa Jalla. Dan, janganlah berputus asa karena Allah SWT telah berfiman yang artinya, ?Janganlah berputus asa terhadap rahmat Allah, sesungguhnya tidak berputus asa terhadap rahmat Allah, kecuali orang-orang yang kafir.? Wallahu a?lam.

Khutbah Jum'at : Umat Islam Umat yang Satu

Maasyiral muslimin rakhimakumullah!
Allah telah berfirman, Inna haadzihi ummatakum ummataw wahidah wa ana rabbukum fa'buduun (Sesungguhnya [agama tauhid] ini adalah agama kamu semua; agama yang satu dan Aku adalah Rabbmu, maka sembahlah Aku).

Dalam surah Al-Mukminun Allah juga berfirman, Wa inna hadzihi ummatakum ummataw wahidah wa ana rabbukum fattaqun (Sesungguhnya [agama tauhid] ini adalah agama kamu semua, agama yang satu dan Aku adalah Rabmu, maka bertakwalah kepada-Ku).

Kedua ayat mulia di atas menunjukkan kepada kita bahwa umat Islam adalah umat yang satu. Ayat di atas juga menyatakan bahwa pengikat kesatuan umat adalah takwa dan ibadah. Hal ini sekaligus menegaskan bahwa mewujudkan kesatuan umat adalah kewajiban seluruh kaum muslimin secara akidah maupun ibadah.

Maasyiral muslimin rakhimakumullah!
Umat ini adalah umat yang satu, yaitu satu akidah dan satu syariah. Wilayah kaum muslimin juga satu, yaitu wilayah khilafah Islamiyah. Wilayah yang terdiri dari banyak negara, tetapi tidak ada sekat antara satu dengan lainnya. Seseorang bebas keluar masuk ke negara lain tanpa harus membawa paspor atau visa. Islam juga dikendalikan oleh satu pemimpin, yaitu khalifah atau amirul mukminin. Baik rakyat maupun pemimpin dalam kekhilafahan ini semuanya tunduk kepada Alquran dan sunah Rasulullah. Sehinngga, Islam terlihat begitu besar, berwibawa, kokoh, dan kuat.

Namun, hari ini semuanya telah berubah. Ketika khalifah terakhir, yaitu khalifah Utsmani di Turki, runtuh pada tahun 1924, Inggris beserta sekutunya bersegera membagi dan memecah wilayah kaum muslimin menjadi negara-negara kecil yang berjumlah cukup banyak. Di antaranya Qatar, UEA, Syiria, Yaman, Irak, Iran, Kuwait, Oman, Saudi, dan sebagainya. Antara satu negara dengan negara lain dibuat batas wilayah. Seseorang tidak boleh masuk ke wilayah lain, kecualai harus disertai dengan paspor atau visa. Selain menerapkan hukum kafir, mereka juga menanamkan doktrin kesukuan dan nasionalisme.

Sesungguhnya batas-batas wilayah yang ada di dunia Islam adalah batas-batas yang tidak sesuai dengan syariah Islam. Hal ini dilakukan oleh kaum kafir agar umat Islam terpecah-pecah, lemah, dan mudah ditundukkan.

Maasyiral muslimin rakhimakumullah!
Hari ini kita sangat membutuhkan kesatuan dan persatuan umat. Ini adalah kewajiban kita, Allah juga melarang kita berbantah-bantahan karena itu akan menghilangkan kekuatan kita. Allah SWT berfirman, Wa athi'ullaaha wa athi'ur rasuul walaa tanaaza'uu fatafsyaluu wa tadzhaba riihukum washbiruu fa innallaaha ma'ashaabiriin (Dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar).

Sesungguhnya serigala di dunia Barat telah bersiap-siaga untuk menerkam kita, kaum muslimin. Mereka akan memakan kita satu per satu. Mungkin kita teringat dengan sabda Rasulullah saw yang artinya, "Tidaklah tiga desa atau penduduk badui yang di dalamnya tidak menegakkan salat, kecuali setan akan menguasai mereka. Hendaknya kalian dengan jamaah, karena serigala itu akan memakan anjing yang sendirian."

Engkau benar, wahai Rasulullah! Serigala akan menyergap kambing yang menyendiri dan keluar dari gerombolannya. Apa yang digambarkan oleh Rasulullah sangat sesuai dengan kondisi umat Islam hari ini.

Maasyiral muslimin rakhimakumullah!
Hari ini, saudara kita yang ada di Irak tengah mendapat musibah. Ini adalah bagian dari konspirasi kaum kafir yang dipimpin Amerika untuk menguasai satu per satu negara Islam. Setelah Irak, mungkin Sudan, terus Palestina, terus Saudi, dan seterusnya. Maka, sebagai umat yang satu, marilah kita merapatkan barisan dan berdoa untuk kemenangan kaum muslimin.

Allahumma a'izzil islaama wal muslimiin wakhdzul man khadzalal Islaama wal muslimiin (Ya Allah, muliakanlah Islam dan kaum muslim dan hinakanlah orang yang menghinakan Islam dan kaum muslimin), amin. Wallahu a'lam.

Khutbah Jum'at : Pintu Syurga

Maasyiral muslimin rahimakumullah!
Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari disebutkan bahwa ketika meletus Perang Badar, Rasulullah saw. berada dalam kubahnya dan berdoa, "Ya Allah, sesungguhnya saya mengingatkan janji-Mu, ya Allah jika Engkau menghendaki (kekalahan dalam Perang Badar) niscaya Engkau tidak akan disembah setelah hari ini selama-lamanya."

Abu Bakar kemudian memegang tangan Rasulullah saw. dan berkata, "Cukup Engkau ya Rasulullah, Engkau telah mendesak Allah, Engkau telah mendesak Rab, saat itu Rasulullah saw. menggunakan baju besi. Kemudian, beliau keluar dan membacakan ayat yang artinya, 'Golongan itu pasti akan dikalahkan dan mereka akan mundur ke belakang. Sebenarnya hari kiamat itulah hari yang dijanjikan kepada mereka dan kiamat itu lebih dahsyat dan lebih pahit'." (Al-Qamar: 45--46).

Maasyiral muslimin rakhimakumullah!
Ingatlah, sesungguhnya kekalahan itu tidak akan turun kepada orang-orang mukmin yang benar, tetapi ia akan turun kepada orang yang menentang Allah dan sombong kepada-Nya. Kekalahan itu akan turun kepada orang-orang munafik yang memerangi Allah Tabaraka wa Taala.

Ingatlah, bahwa umat Islam tidak akan tinggi, kecuali satu bendera yang ditulis kalimat Laa ilaaha Illallah Muhammad Rasulullah. Meskipun peristiwa sebelum ataupun sesudah perang telah berubah, ia tetap berpegang teguh kepada prinsip meskipun peristiwa telah berubah.

Ingatlah, bahwa kondisi kita pada hari ini tidak diridai Allah dan Rasul-Nya, kita hampir tidak mempercayai bahwa kalau umat ini adalah umat Muhamad. Apakah ini umat yang bertauhid? Apakah ini umat Islam?

Bila engkau berkunjung ke makam Muhammad saw. dan engkau melihat tempat tinggal yang besar, air matamu mengalir karena kewibawaan Rasululullah di antara dinding dan kamar-kamar.

Maka, katakanlah kepada Rasulullah, "Wahai sebaik-baik utusan, aku memberi tahu kepadamu akan kerugian yang tengah terjadi. Rakyatmu di timur dan barat bagaikan ashabul kahfi. Mereka memiliki keimanan serta dua cahaya Quran dan sunah, maka bagaimanakah keadaaan mereka bila tidak ada cahaya?"

Maasyiral muslimin rakhimakumullah!
Seorang sahabat besar Anas bin Nadhr r.a. tengah bersiap-siap pergi menuju Perang Uhud. Di tengah perjalanan ia berjumpa dengan sahabat besar lainnya, Sa'ad bin Mu'adz yang bertanya kepadanya, "Hendak ke manakah engkau Anas? Ia berkata, "Saya hendak ke Uhud, sesungguhnya saya mencium bau surga ada di Uhud."

"Hendak ke Uhud, sesungguhnya di sana saya mencium bau surga." Sebuah pernyataan yang keluar dari hati yang dipenuhi dengan rasa cinta kepada Allah SWT. Dari hati yang mengenal Allah.

"Maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan mereka pun mencintai-Nya, yang bersikap lemah-lembut terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad di jalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui." (Al-Maidah: 54).

Hendak kemanakah engkau wahai Anas? Hendak ke Uhud, sesungguhnya di sana saya mencium bau surga. Sebuah jiwa yang penuh dengan ketenangan dan kebenaran. Sesungguhnya Allah telah mengajari mereka untuk menjadi yang terbesar dari peristiwa yang tengah terjadi, meskipun kayu bakar terasa amat panas, musibah dan kesulitan terasa begitu berat.

"Jika kamu (pada Perang Uhud) mendapat luka, maka sesungguhnya kaum (kafir) itu pun (pada Perang Badar) mendapat luka yang serupa. Dan masa (kejayaan dan kehancuran) itu, Kami pergilirkan di antara manusia (agar mereka mendapat pelajaran); dan supaya Allah membedakan orang-orang yang beriman (dengan orang-orang kafir) dan supaya sebagian kamu dijadikan-Nya (gugur sebagai) syuhada. Dan Allah tidak menyukai orang-orang yang zalim, dan agar Allah membersihkan orang-orang yang beriman (dari dosa mereka) dan membinasakan orang-orang yang kafir. Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad di antaramu, dan belum nyata orang-orang yang sabar." (Ali Imron: 140--142).

Allah telah mengajari mereka agar menjadi yang terbesar dari hari-hari yang sulit.

Sesungguhnya risalah Islam bukanlah sekadar kata-kata. Risalah Islam adalah pendidikan, pemusatan, dan pengarahan. Bagaimana kita mendidik kaum lelaki bila kita lalai mendidik hati dan membangun jiwa? Untuk memasuki peperangan, kita harus membangun hati kita. Dengarkanlah apa yang dikatakan Anas bin Nadhir r.a. Anas yang telah menorehkan sejarah dengan kedua lututnya dan meletakkan dunia di bawah kedua telapak kakinya. "Sesungguhnya saya mendapatkan bau surga di Uhud." Ia telah terjun ke medan perang sebagai dan meninggal dalam keadaan syahid. Orang-orang kemudian datang untuk mengenali jasadnya, tetapi mereka kesulitan untuk mengenalinya, lantaran banyaknya luka dalam tubuhnya. Lebih dari 80 luka antara sabetan pedang, tusukan anak panah, dan lemparan tombak berkumpul dalam tubuhnya. Tanda-tanda untuk mengenali jasadnya telah berubah, karena dahsyatnya luka yang menimpa dirinya. Tatkala ia terkena lemparan tombak ia berkata, "Laa ilaaha illallah Muhammad rasulullah."

Sesungguhnya luka itu meskipun banyak dan dahsyat, namun ia tidak merasakan rasa sakit, ia tengah berada dalam rasa dingin dan damai.

Kemudian, datanglah saudara perempuan Anas untuk mengenal jasadnya, ia kemudian mengamati jasad yang mulia itu, tetapi ia tidak dapat mengenalinya, kecuali dengan jari-jari tangannya.

Ia berkata, "Sesungguhnya dia adalah saudaraku, namun siapakah yang telah mengirimkan jasad sang syahid? Sesungguhnya yang telah mengirimkan jasadnya adalah para malaikat. Allah Azza wa Jalla berduka cita terhadap kaum mukminin, dan Jibril membawa duka cita kepada mereka dan Nabi kita yang mulia mengumumkannya. Allah SWT berfirman, "Di antara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah; maka di antara mereka ada yang gugur. Dan di antara mereka ada (pula) yang menunggu-nunggu dan mereka sedikit pun tidak mengubah (janjinya)." (Al-Ahzab: 23).

Sesungguhnya kita membutuhkan kaum lelaki yang mengenal Allah. Manakala Shalahuddin al-Ayyubi terjun ke medan perang melawan tentara Eropa, ia senantiasa mengerjakan salat sebelum subuh dan berdoa memohon kemenangan atas kaum mukminin. Ia berkata, "Mintalah doa pada waktu sahur untuk mengalahkan musuh-musuh Allah."

Suatu saat Shalahuddin duduk di antara para sahabatnya, saat itu masjid Al-Aqsa masih dalam genggaman kaum salib. Ia duduk terdiam. Para sahabatnya lalu berkata kepadanya, "Mengapa Anda tidak tersenyum, wahai Shalahuddin? Ia berkata, "Saya takut Allah melihat saya tersenyum, sementara Masjidil Aqsa masih di tangan kaum salib."

Maasyiral muslimin rakhimakumullah!
Sesungguhnya musuh-musuh Islam datang untuk menghancurkan dan merusak. Sementara, Islam datang untuk membangun dan mengadakan kemakmuran. Para sahabat Rasulullah saw. tidak pernah berjalan dengan meraba-raba dalam kegelapan, namun ia berjalan dalam garis yang jelas dan benar.

Engkau, wahai kaum muslimin, janganlah putus asa dari rahmat Allah, janganlah putus asa dari rahmat Allah, karana kemenangan itu pasti akan datang. Allah SWT telah berfirman, "Dan Kami selalu berkewajiban menolong orang-orang yang beriman." (Ar-Rum: 45).

"Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama)-Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa." (Al-Hajj: 40).

Sesungguhnya telah datAng waktu untuk kembali kepada Allah Azza wa Jalla. Karena banyaknya dosa akan menyempitkan rezeki, merusak akhlak, menghilangkan perilaku, dan mencabut rahmat dari dada para hamba.

Hamba Allah, jagalah Allah, niscaya Allah akan menjagamu, dan tolonglah (agama) Allah, niscaya Allah akan menolong kalian. Ingatlah Allah, niscaya Allah akan mengingat kalian, dan bersyukurlah kepada Allah, niscaya ia akan menambah kalian. Allah Akbar, Allah akan memberikan pertolongan. Allah akan memberikan kemenangan. Allah akan menghinakan orang yang kafir dan memuliakan orang yang menolong kaum mukmin. Wallahu a'lam.

 
 
 

Pemilik Blog

My photo
Samarinda, Kalimantan Timur, Indonesia
-Alumni Pondok Pesantren Al-Amien Prenduan Madura.2001 -Alumni STAIN "Sultan Sulaiman" Samarinda.2008 -Mau S2 nunggu dana..dana..dana..Who wanna be my sponsor????

Tukar Link Yuk...

Followers

pintuislam(dot)blogspot(dot)com's Fan Box

Berlangganan Gratis

Jika Sobat menyukai Artikel di blog ini, Silahkan tulis alamat email sobat pada form di bawah ini untuk Berlangganan Gratis via email.

Dan sebagai tanda terima kasih karena kunjungan sobat, saya berikan Sebuah Buku Fenomenal

"Bisnis Adsense dengan Blogger"
(Sebuah Rahasia mendapatkan Ratusan Dollar hanya dengan ngeBlog) GRATIS & Langsung ke email Sobat. Jazakumullah Sobat..

Delivered by FeedBurner